Seringkali terdengar kisah tentang perusahaan besar
yang baru saja menjadi bintang yang berisinar tiba-tiba jatuh dalam kesulitan
dan krisis yang akhirnya perusahaan itu jatuh tersungkur. Fenomena krisis ini
bukan saja terjadi di negeri ini tapi hampir di belahan bumi lainnya terjadi,
tak kecuali di negara-negara maju. Bukan saja yang berkenaan dengan dunia
industri dan bisnis, krisis juga sering kali terjadi di luar bidang bisnis –
dalam serikat pekerja, kantor pemerintah, rumah sakit, museum dan organisasi
non laba.
Sebagian besar akar penyebab setiap krisis ini bukan
karena segala sesuatu telah dikerjakan dengan buruk. Dalam sebagian kasus,
justeru sudah di lakukan hal yang benar – tetapi tidak membuahkan hasil. Apa yang
berperan besar dalam kemunculan paradoks ini? Asumsi-asumsi yang dibuat oleh organisasi dan yang sedang
dijalankan tidak sesuai. Asumsi-asumsi inilah yang membentuk setiap perilaku
organisasi, mengendalikan semua
keputusan tentang apa yang harus dan tidak boleh dilakukan.
Faktanya pada perjalanan bisnis baru seringkali muncul
fenomena krisis tahunan, dimana dalam perjalanan sebuah bisnis baru pada tahap
lima tahun senantiasa mengalami goncangan. Ada yang bertahan dan ada pula yang
hancur lebur, selebihnya ada pula yang sampai di usia 10 tahunan. Apa faktor
yang menyebabkan sebuah bisnis baru tidak tahan akan “krisis”? apakah sebuah
teori bisnisnya sudah usang? Ataukah strategi bisnisnya tidak lagi berdaya?.
Pengalamannya yang tertuang dalam sebuah buku ini sangat bermanfaat bagi kita, seakan kita mendapatkan “rambu” agar tidak mengalami hal fatal seperti yang dialami olehnya. Kini bisnis Eka bersinar kembali, selain menjadi seoarang entrepreneur ia juga kini berperan sebagai motivator. Apa yang kini menjadikan seorang Eka berkat tempaan pengalaman yang pernah dilaluinya, ia cepat menyadari akan kesalahannya dan kembali bangkit menyusun puing-puing asa-nya yang berserakan, simak seluruh rangkaian pengalamannya disini, semoga bermanfaat bagi kita semua.
0 komentar:
Post a Comment