Bisnis Supply Batu Kapur (Limestone)

ilustrasi by: http://www.thanhdattrading.vn

Dewasa ini penggunaan akan bahan baku semen bukan saja diperuntukkan bagi bangunan seperti rumah dan gedung. Penggunaan semen kini diperuntukkan juga dalam pembangunan jalan tol dan jalan raya umum. Dengan dukungan yang besar dari pemerintah saat ini yang mengacu pada pembangunan infrastruktur yang terpadu, menjadikan peluang usaha di industri semen mulai menggeliat kembali setelah pada beberapa tahun yang lalu pabrik semen banyak yang kolap dikarenakan kurangnya demand di pasar dalam negeri dan hanya beberapa produk semen saja yang dapat bersaing di pasaran luar negeri untuk ekspor. Se-iring dengan program pembangunan jangka menengah dan panjang dari pemerintah yang berfokus pada pembangunan infrastruktur dari wilayah barat sampai ke wilayah timur Indonesia. Membuka peluang pasar yang signifikan bagi industri yang terkait dengan kebutuhan bahan dasar bagi pembangunan infrastruktur tersebut, khususnya semen sebagai bahan dasar utama bagi pembangunan sarana infrastruktur.

Dalam hal ini PT. Juishin Cement Indonesia dengan merk dagang semen Merk Garuda, membuka factory di wilayah Bojong Mangu Kabupaten Bekasi dan berbatasan dengan daerah Pangkalan Raya Kabupaten Karawang. Untuk melancarkan distribusi baik material raw maupun hasil produksinya, PT. Juishin berinisiatif membangun sarana jalan melalui jalan Pangkalan Raya kabupaten Karawang. Hal ini mereka lakukan untuk kemudahan dan kelancaran pendistribusian, dikarenakan apabila melalui jalan utama desa Bojong Mangu akan memakan waktu dan kurang efisien.

Dalam hal penyediaan bahan material alam, PT. Juishin membuka pintu kerjasama dengan beberapa pengusaha lokal di wilayah Kabupaten Karawang. Dengan memberikan porsi besar dalam penyediaan bahan dasar ini tentunya menjadikan sebuah peluang usaha yang bagus dan menjanjikan. Didukung dengan kondisi infrastruktur yang baik serta tersedianya tambang khusuhnya lime stone (Batu Kapur) baik itu yang terletak di Klapanunggal kabupaten Bogor maupun Padalarang di Kabupaten Bandung. Selain itu untuk penyediaan sarana transportasi sebagai motor utama dalam bisnis pengadaan bahan material alam ini tidaklah terlalu sulit ditemukan, banyak perusahaan armada yang berdomisili baik di Kapubaten Karawang maupun di luar Kabupaten Karawang.

Melihat ceruk pasar yang masih terbuka lebar, tentunya menjadikan satu dasar bagi seorang pebisnis untuk “masuk” dan berkiprah dalam bisnis ini. Namun, sebelum Anda terjun ataupun ambil bagian dalam sebuah peluang bisnis ada beberapa hal yang harus Anda ketahui dan pelajari terlebih dahulu. Ada beberapa aspek yang harus Anda ditinjau dari “sebuah peluang” dimana setiap peluang bisnis biasanya oleh seseorang yang meberi informasi selalu “di-imbuhi” dengan hal yang manis, alangkah lebih baiknya apabila Anda tinjau dahulu peluang bisnis tersebut. Dari mulai modal yang harus disediakan, beban pembelian, beban operasional, beban lain-lain hingga berapa pendapatan yang akan Anda peroleh dan selanjutnya Anda membuat rencana bisnis.

Tinjauan Beberapa Aspek dari Bisnis

Bisnis yang akan dijalankan disini adalah supply bahan material alam berupa limestone  ada beberapa yang perlu ditinjau sebelum kita melaksanakannya, diantaranya:

1. Sistem pembayaran

Pada binis yang akan dijalankan ini kita mengambil sistem cash to cash dimana sistem pembayaran dilakukan setelah barang di terima dan paling lambat dibayarkan esok harinya. Dimana dalam sistem ini bukan pihak factory yang membayarkannya namun dari kontraktor yang ditunjuk oleh factory. Dari pihak factory sendiri pembayaran dilakukan per-invoice dengan tempo 60 (enam puluh) hari kerja. Dari pengalaman pembayaran dari pihak kontraktor ini selalu lancar tidak ada kendala yang berarti

2. Sistem Pembelian Bahan Material Limestone

Sistem pembelian yang terjadi dalam bisnis ini adalah sistem pembelian secara cash to cash bahkan dibeberapa quary diberlakukan sistem deposit (pembayaran di muka). Bagi pebisnis pemula tentunya hal ini menjadi sangat memberatkan, maka pilihannya adalah yang sistem cash to cash, dimana pembayaran dilakukan setelah barang dimuat ke dalam truck.

3    3. Sistem Pengangkutan

Pihak quary tidak mengadakan sarana angkutnya, ini berarti kita harus mencari armada pengangkutnya. Dalam binis ini ada dua sistem yang berlaku yaitu, sistem angkut dengan ongkos ritase (harga ongkos tergantung jauhnya jarak)

Setelah kita pahami tiga aspek yang ada dalam bisnis ini, kita lakukan observasi untuk memastikan segala sesuatunya. Hasil observasi atau on the spot yang kita lakukan akan menjadi satu gambaran riil apakah peluang binis ini bagus ataukah tidak bagus.

Dari hasil observasi itu kita memperoleh data sebagai berikut: 

Tabel Hasil Observasi
No	Uraian	Bahan Material	Harga	Satuan	Keterangan
1	Supplier	Limestone	74.000	Ton	Harga terima
2	Supplier	Clinker	70.000	Ton	Harga dibayar
3	Supplier	Pasir	60.000	Kubikasi	Harga dibayar
4	Padalarang (qaury 1)	Limestone	800.000	Mobil	Pembelian
5	Klapanunggal (quary 2)	Limestone	900.000	Mobil	Pembelian
6	Angkut 1	Limestone	1.900.000	Ritase	ongkos angkut
7	Angkut 2	Limestone	1.800.000	Ritase	ongkos angkut
8	Alternatif Angkut	All In	1.200.000	per hari	Sewa Mobil

Setelah data diperoleh selanjutnya yang harus kita hitung adalah jarak antara quary ke factory atau yang biasa disebut disini adalah jarak antara ambilan dan buangan, serta jam buka & tutup dari masing-masingnya.  Mengapa harus kita ketahui? Hal ini sangat penting bila kita tidak mengetahui akan membuat kesulitan nantinya, bagaimana bila kita kirim barang ternyata sampai disana jam bongkarnya telah tutup? Tentunya armada harus menginap menunggu bongkar keesokan harinya, dan ini akan menjadi bertambahnya beban biaya.

Tabel waktu dan jarak No Uraian Jam Operasi Jarak dari dan ke Dari Ke Jarak 1 PT. Juishin 23:00 -16.00 Padalarang Karawang 102 KM 2 Padalarang Quary 07:00 - 23:00 Karawang Ciwandan 198 KM 3 Klapanunggal (Quary) 24:00 - 24:00 Ciwandan Stop Pail Cileungsi 158 KM 4 Factory Ciwandan 07:00 - 17:00 Cileungsi Quary Klapanunggal 10 KM 5 Ciwandan Stop Pail 24:00 - 24:00 Quary Klapanunggal Juishin 60 KM

Rencana Anggaran Biaya dan Pendapatan

Setelah mengetahui aspek yang ada pada bisnis supply limestone dan juga adanya tambahan dari pengiriman clinker (bahan semen) dan juga pengiriman pasir tentunya akan menambah pendapatan. Bagaimana selanjutnya? Tentunya kita harus berhitung untuk mendapatkan angka anggaran biaya dan juga pendapatan yang akan diperoleh. Sebelum membuat rencana anggaran biaya dan pendaptan kita tinjau dahulu aspek dari sarana angkut, mana yang dapat memberikan margin kepada kita antara sistem ongkos ritase dengan sistem sewa armada angkut barang dalam hal ini armada dumptruk.

Perlu diketahui disini bila Anda akan menggunakan sarana angkut barang untuk bahan material alam ini baik limestone hingga pasir dan lain-lain, berhati-hatilah dan selalu teliti serta waspada, mengapa? Dalam lingkup pengadaan sarana angkutan barang berupa dumptruk banyak sekali “mafia” yang bermain disana, mulai dari broker yang hanya mencari keuntungan sesaat hingga penipuan mengatasnamakan pengurus armada, biasanya mereka akan mengajak Anda untuk pertemuan selanjutnya membuat MoU dan meminta Anda untuk transfer biaya mobilisasi armada hingga yang meminta untuk deposit dahulu. Hati-hatilah banyak cara para penipu bermain di bidang ini, lebih baik Anda langsung menemui ke kantor armada dumptruk itu lebih aman. 

Perhitungan Biaya Angkut
No	Bahan Material	Dari	Ke	Harga	Keterangan
1	Limestone	Padalarang	Karawang	2.000.000	Sistem Ritase
2	Limestone	Klapanunggal	Karawang	1.900.000	Sistem Ritase
3	Clinker	Karawang	Ciwandan	2.650.000	Sistem Ritase
4	Pasir	Ciwandan	Cileungsi	2.000.000	Sistem Ritase

Perhitungan dengan ongkos ritase
No	Bahan Material	Pendapatan	Harga Bahan	Ongkos Angkut	Rugi Laba Kotor
1	Limestone	2.886.000	800.000	2.000.000	86.000
2	Limestone	2.886.000	900.000	1.900.000	86.000
3	Clinker	2.730.000		2.650.000	80.000
4	Pasir	1.500.000		1.800.000	(300.000)
*) Asumsi indeks Dumptruk 26 tonase muat rata-rata 39 Ton

Pada tabel dengan sistem ongkos ritase diperoleh rugi laba kotor yang tidak maksimal bahkan ada yang menghasilkan kerugian, untuk itu maka di anjurkan untuk menggunakan sistem sewa armada dumptruk.

1. 1 Perhitungan waktu Tempuh

Selain penting untuk mengetahui kapan waktu pengiriman yang tepat agar sesuai dengan schedule dari pihak penerima, kita harus sesuaikan dahulu waktu operasional quary dengan waktu operasional perusahaan penerima. Pengkondisian ini sangat penting agar hasil yang akan dicapai optimal, apalagi kit pun menggunakan sarana angkutan dengan sistem sewa dimana waktu menjadi faktor penentu dalam penghitungan biaya.

Tabel waktu Tempuh No Dari Ke Waktu Tempuh 1 Padalarang Juishin 9 Jam 2 Juishin Ciwandan 14 Jam 3 Ciwandan Stop Pail Cileungsi 10 Jam 4 Cileungsi Quary Klapanunggal 0,5 Jam 5 Quary Klapanunggal Juishin 7,5 Jam Jumlah Waktu 41 Jam

Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan track tersebut adalah 41 jam sudah termasuk bongkar muat, dimana ada juga waktu terbuang pada saat bongkar muat, biasanya faktor kendalanya adalah cuaca untuk di quary apabila terjadi hujan maka kita tidak bisa muat sedangkan untuk di buangan biasanya akan terjadi bongkar lama jika antrian panjang.

1. 2 Menentukan titik Awal

Penentuan titik awal ini berkaitan dengan penyesuaian dengan jam operasional bongkaran. Disini kita memakai dua quary dalam pengambilan batu kapur atau limestone satunya di wilayah Padalarang tepatnya di  desa Nyalindung dan satunya Cileungsi tepatnya Klapanunggal, mengapa kita memakai dua quary tersebut tidak di satu quary saja? Hal ini berkaitan dengan jarak buangan juga, dimana setelah membuang clinker kita mendapatakan order angkut pasir dengan tujuan Cileungsi tentunya jika armada di arahkan ke padalarang akan memakan waktu dan juga beban angkutan menjadi lebih besar.

     3 Recruitmen Karyawan

Dalam hal ini tentunya kita harus menyesuaikan dengan pendapatn yang akan kita peroleh, walaupun sudah ada ketepan standar UMP yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Karyawan yang kita butuhkan untuk bisnis awal ini adalah seorang tenaga operasional atau lapangan dan seorang tenaga administrasi dan umum, cukup dua orang dulu jika usah berkembang barulah kita menambahkan karyawan kita.

    4 Sistem Pembayaran Untuk Sopir

Satu lagi hal yang perlu diketahui untuk bisnis dibidang supply bahan material alam adalah sistem pembayaran bagi sopir. Rata-rata perusahaan sarana transportasi di kita untuk sopirnya amat jarang yang memakai sistem gaji, tetapi crew armada akan memperoleh pendapatan dari sisa uang kas atau uang jalan yang besarnya ditentukan oleh jarak.  

Untuk itu bagi Anda tinggal memilih saja akan menggunakan sistem uang kas seperti kebiasaan pemilik armada dumptruk ataukah akan memberikan gaji kepada sopir dengan sistem mingguan ataukah per pengiriman. Jika Anda memilih sistem gaji hal yang harus diketahui adalah berapa kisaran biaya operasional sebuah dumptruk dari quary hingga buangan?. 

Anda wajib observasi dahulu sebelum memilih sistem gaji, dengan sistem gaji akan lebih nyaman bagi sopir karena penghasilan mereka sudah jelas besarannya dan juga bagi Anda penyewa tidak akan ada adu harga lagi dalam masalah uang jalan. Karena hal ini sering terjadi, kita harus debat dahulu dengan pihak sopir mengenai uang jalan yang akhirnya membuang waktu percuma.

Perhitungan Biaya Angkut
No	Bahan Material	Dari	Ke	Harga	Keterangan
1	Limestone	Padalarang	Karawang	2.000.000	Sistem Ritase
2	Limestone	Klapanunggal	Karawang	1.900.000	Sistem Ritase
3	Clinker	Karawang	Ciwandan	2.650.000	Sistem Ritase
4	Pasir	Ciwandan	Cileungsi	2.000.000	Sistem Ritase

Tabel Beban operasional dumptruk per lokasi
No	Dari	Ke	Beban Solar & Tol	Beban Lain-lain	Jumlah
1	Padalarang	Juishin	386.150	150.000	536.150
2	Juishin	Ciwandan	859.350	200.000	1.059.350
3	Ciwandan Stop Pail	Cileungsi	674.600	150.000	824.600
4	Quary Klapanunggal	Juishin	269.500	150.000	419.500
		Jumlah	2.189.600	650.000	2.839.600
*) Asumsi pemakaian bahan bakar 1 liter : 2 KM
*) Asumsi harga solar per liter Rp. 5.650
*) Beban Tol satu jalan tidak PP

      5.  Sistem pembelian bahan material alam limestone

Biasanya pihak quary akan menetapkan pembelian dengan sitem DO dimana pembelian minuman adalah persepuluh armada dumptruk. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada penyimpangan baik di pihak quary maupun dari pihak pembeli. Mengapa hal ini terjadi? 

Di pihak quary mereka menerapkan sistem ini adalah agar konsumen mereka terjaga keamanan keuangannya, karena banyak sekali oknum broker yang bermain curang sehingga merugikan pembeli, banyak kejadian dimana pembeli yang kurang paham memberikan keuangannya ke broker yang mengaku sebagai pengurus quary, karena quary masih jarang memakai metode perkantoran pada umumnya masih bersifat tradisional hanya beberapa quary yangtelah memiliki sistem dalam pengoperasian usahanya. Kedua bagi pembeli biasanya mereka menitipkan uang belanja kepad sopir, walaupun safety namun untuk menjaga hal yang tidak diinginkan sistem pembelian DO ini akan memberikan rasa keamanan.

      6. Biaya Administrasi dan Umum

Beban administrasi dan umum ini dalam bisnis supply bahan material alam tidak terlalu banyak memakan biaya. Paling banyak beban biaya yang keluar adalah di beban telepon dan pulsa dimana seringnya kita berkomunikasi baik dengan pihak quary maupun dengan crew armada. 

Setelah kita mengetahui uraian yang berkenaan dengan biaya tetap dan variable dalam menjalankan bisnis supply bahan material alam Limestone, dan pengangkutan Clinker dan Pasir kini kita dapat membuat rencana anggaran biaya dan pendapatnnya. Bagaimana kita menghitung Rencana Anggaran Belanja dan Pendapatan bisnis ini, kita lihat tabel di bawah ini:

Pendapatan dan Pengeluaran 4 Rute
I	Pendapatan:	Unit Arnada	Kuantita	Harga Satuan	Jumlah
1	Supply Limestone	5	390	74.000	28.860.000
2	Angkut Clinker	5	195	70.000	13.650.000
3	Angkut Pasir	5	125	60.000	7.500.000
				Jumlah	50.010.000
II	Pengeluaran	Unit Arnada	Harga Satuan	Jumlah
1	Limestone Padalarang	5	800.000	4.000.000
2	Limestone Klapanunggal	5	900.000	4.500.000
3	Beban operasional Armada			2.840.000
4	Beban Sewa Armada	5	1.200.000	12.000.000
5	Gaji sopir per rute	5	1.200.000	6.000.000
				Jumlah	29.340.000
				Rugi laba Kotor	20.670.000
*) Supply Limestone dihitung dua kali kirim melalui Padalarang & Klapanunggal Asumsi @39 Ton
*) Supply Clinker dari Karawang s/d Ciwandan asumsi @39 Ton per Armada
*) Angkut Pasir dari Ciwandan ke Cileungsi asumsi @25 Kubik per armada
*) Beban operasional armada dalam 4 rute
*) Beban sewa armada untuk 2 hari kali 5 unit @Rp. 1.200.000,-
*) Gaji sopir per rute Rp. 300.000 (all in pembagian untuk kernet dan makan)

Berapa anggaran modal kerja yang dibutuhkan untuk bisnis ini?

Anggaran Modal Kerja:		Unit	Satuan	Jumlah	Satu Minggu
1	Sewa Armada Dumptruk	5	1.200.000	6.000.000	42.000.000
2	Pembelian Limestone:
	Padalarang	10	800.000	8.000.000
	Klapanunggal	10	900.000	9.000.000
3	Beban operasional Armada	2	2.840.000	5.680.000
4	Beban gaji sopir	2	12.000.000	24.000.000
5	Cadangan Adm & Umum	1	5.000.000	5.000.000
6	Cadangan Gaji Karyawan	2	3.000.000	6.000.000	57.680.000
				Jumlah	99.680.000

Jumlah modal kerja yang dibutuhkan untuk bisnis ini kurang lebih Rp. 100.000.000,-. Untuk beban operasional armada, dan gaji sopir dianggarkan untuk 2 putaran rute. Hal itu kita kondisikan dengan sistem pembayaran yang berlaku dimana akan terjadi pembayaran bilamana surat jalan sudah direkap dan diserahkan, mengingat jarak untuk rute 2, 3 dan 4 yang jauh maka harus dianggarkan menjadi dua kali. Cadangan biaya administrasi dan umum ini adalah untuk periode 15 hari dimana akan masuk beban biaya telepon dan pulsa serta beban tunjangan bahan bakar bagi karyawan dan juga operasional harian kantor. 

Setelah kita hitung dan telah dapat dilihat berapa anggaran modal kerjanya dan berapa rugi laba yang dapat kita peroleh apakah bisnis ini masih layak untuk dilaksankan? Selanjutnya setelah kita peroleh gambaran dari modal kerja dan proyeksi pendapatan yang harus kita lakukan adalah membuat sistem operasional, administrasi dan pelaporan. Bagaimana masih ragu untuk memulai sebuah usaha sendiri?