Seperti yang telah disampaikan pada
artikel sebelumnya "Bisnis Supply Batu Kapur". Ada
tiga inti pokok yang berperan penting pada mata rantai bisnis supply ini yaitu:
1. Penyedia bahan baku (produsen)
disini umum di sebut quary.
2. Penyedia sarana angkutan
3. Penerima akhir (pengolah bahan baku) pelaku bisnis ini menyebutnya buangan.
2. Penyedia sarana angkutan
3. Penerima akhir (pengolah bahan baku) pelaku bisnis ini menyebutnya buangan.
Menyambung artikel yang lalu dimana
pastinya ada satu pertanyaan yang hadir dalam benak, mengapa ada pengiriman
bahan baku clinker dan bahan material alam pasir? Padahal yang dibicarakan
adalah mengenai supply batu kapur. Pada bisnis supply yang dijalankan, intinya
adalah supply bahan material alam batu kapur. Seiring perjalanannya terdapat
pula pengiriman bahan baku clinker dan bahan material alam pasir. Kedua jenis
bahan baku tersebut hadir pada jalur bisnis ini dan menjadi salahsatu sub dari
supply batu kapur (istilahnya:Menyelam sambil minum air....Asal jangan ditelan
aja nanti kembung perutnya) yang memberikan hasil dengan sedikit modal. Dimana
modalnya adalah sarana angkutan itu sendiri yang kita peroleh dengan sistem
sewa.
Pada bisnis supply bahan material
alam batu kapur yang kami paparkan ini, berjalan dengan sistem pembayaran cash
to cash. Dan pada prakteknya kita tidak menyuplai langsung ke factory tetapi
kepada pemasok yang memiliki kontrak dengan factory. Merekalah yang membayar
secara cash to cash dengan pembayaran paling lambat satu hari. Sedangkan bahan
baku clinker adalah hasil produksi dari pabrik semen itu sendiri yang kita kirim
ke lokasi sesuai pesanan dari pabrik. Sambil mengarah kembali kita mencari
order pengiriman yang searah, dan kita peroleh pengiriman bahan material alam,
sehingga pengiriman tersebut effisien dan memberikan hasil yang optimal. Dengan
begitu beban sewa armada dapat kita tutup, dimana pada umumnya sewa angkutan
dumptruk, beban sewa dibayar dimuka yang tentunya menjadi beban yang cukup
memberatkan.
Dengan adanya pihak kontraktor
tentunya mata rantai pada bisnis ini menjadi bertambah yaitu:
1. Produsen bahan material alam
2. Penyedia sarana angkutan
3. Supplier (kontraktor)
4. Factory (pabrik)
2. Penyedia sarana angkutan
3. Supplier (kontraktor)
4. Factory (pabrik)
Persiapan Sebelum Memulai Bisnis
Anggaran Modal Kerja:
|
Unit
|
Satuan
|
Jumlah
|
Satu Minggu
|
|
1
|
Sewa Armada Dumptruk
|
5
|
1.200.000
|
6.000.000
|
42.000.000
|
2
|
Pembelian Limestone:
|
||||
Padalarang
|
10
|
800.000
|
8.000.000
|
||
Klapanunggal
|
10
|
900.000
|
9.000.000
|
||
3
|
Beban operasional Armada
|
2
|
2.840.000
|
5.680.000
|
|
4
|
Beban gaji sopir
|
2
|
12.000.000
|
24.000.000
|
|
5
|
Cadangan Adm & Umum
|
1
|
5.000.000
|
5.000.000
|
|
6
|
Cadangan Gaji Karyawan
|
2
|
3.000.000
|
6.000.000
|
57.680.000
|
Jumlah
|
99.680.000
|
Biasanya sebelum memulai sebuah usaha
yang dibicarakan pertama adalah berapa modal yang harus dimiliki dan berapa
pendapatan yang akan diterima?. Pada artikel sebelumnya diberikan tabel
mengenai modal kerja dan juga berapa pendapatan yang akan diterima. Tidak ada
salahnya kita lihat kembali tabel
Pendapatan dan Pengeluaran 4 Rute
|
|||||
I
|
Pendapatan:
|
Unit
Arnada
|
Kuantita
|
Harga
Satuan
|
Jumlah
|
1
|
Supply Limestone
|
5
|
390
|
74.000
|
28.860.000
|
2
|
Angkut Clinker
|
5
|
195
|
70.000
|
13.650.000
|
3
|
Angkut Pasir
|
5
|
125
|
60.000
|
7.500.000
|
Jumlah
|
50.010.000
|
||||
II
|
Pengeluaran
|
Unit
Arnada
|
Harga
Satuan
|
Jumlah
|
|
1
|
Limestone Padalarang
|
5
|
800.000
|
4.000.000
|
|
2
|
Limestone Klapanunggal
|
5
|
900.000
|
4.500.000
|
|
3
|
Beban operasional Armada
|
2.840.000
|
|||
4
|
Beban Sewa Armada
|
5
|
1.200.000
|
12.000.000
|
|
5
|
Gaji sopir per rute
|
5
|
1.200.000
|
6.000.000
|
|
Jumlah
|
29.340.000
|
||||
Rugi laba Kotor
|
20.670.000
|
||||
*) Supply Limestone dihitung dua kali kirim
melalui Padalarang & Klapanunggal Asumsi @39 Ton
|
|||||
*) Supply Clinker dari Karawang s/d
Ciwandan asumsi @39 Ton per Armada
|
|||||
*) Angkut Pasir dari Ciwandan ke
Cileungsi asumsi @25 Kubik per armada
|
|||||
*) Beban operasional armada dalam 4 rute
|
|||||
*) Beban sewa armada untuk 2 hari kali 5
unit @Rp. 1.200.000,-
|
|||||
*) Gaji sopir per rute Rp. 300.000 (all
in pembagian untuk kernet dan makan)
|
Dari tabel tersebut kita lihat bahwa
modal kerja keseluruhan yang harus di sediakan sebesar Rp. 99.600.000,- juta,
dibulatkan Rp. 100.000,000,-. Ehm jumlah uang yang tidak sedikit bukan. Dan
pendapatan yang akan dihasilkan sebesar 20 juta, benar tidak sih? Pasti
begitulah pertanyaanya.
Beban biaya terbesar ada di sarana
angkutan, mengapa? Ini disebabkan biaya sewa dumptruk dibebankan dimuka untuk
masa sewa satu minggu.
Biaya operasional armada menjadi
beban kita juga dan kita anggarkan Rp.5.680.000,- dikarenakan kita akan
menggunakan sistem gaji per satu tujuan ke sopir maka beban untuk bahan bakar,
beban tol dan biaya lain-lain yang sering terjadi dan menjadi hal umum kita
anggarkan pula. Jumlah tersebut adalah untuk 2 (dua) kali putaran rute, satu
back up dikarenakan pembayaran yang dibayarkan pihak supplier/kontraktor paling
lambat satu hari. Sistem pembayaran sendiri dilakukan setelah surat jalan
diterima pihak supplier. Sedangkan untuk beban pemeliharaan armada menjadi
tanggungan pemilik armada, sesuai dengan perjanjian kontrak dan biaya sewa yang
di atas harga umum.
Biaya gaji untuk sopir dibuatkan
untuk dua kali putaran juga sebagai back up, dan yang utamanya adalah agar
tidak menunggu dulu pembayaran hingga membuat armada tidak langsung jalan.
Biaya pembelian bahan baku ditetapkan
per sepuluh DO, dimana hal ini adalah batas minimum pembelanjaan. Dan untuk
masing-masing quary harganya berbeda harga per mobil dumptruk. Jika lebih
banyak tentunya ada diskon dari pihak produsen, untuk menekan modal agar tidak
terlalu besar kita pilih yang batas minimum setelah lancar putaran bisnisnya
baru kita ubah strategi pembeliannya. Setelah semua biaya kita himpun dan
pendapatan yang akan kita peroleh telah kita ketahui barulah kita buat rencana
dasar untuk memulai bisnis ini, apa saja yang harus kita rencanakan?.
contoh surat hasil timbang |
Mendatangi Pihak Supplier (Perusahaan yang ditunjuk oleh
pabrik) Kita datangi supplier tersebut dan mengajukan untuk
memasok bahan material kepada mereka. Biasanya mereka juga mengirim sendiri ke
pabrik tetapi dalam jumlah yang kurang maksimal. Untuk memenuhi target PO
bulanan mereka membuka pintu untuk kerja sama dengan pemasok. Mereka akan
memberikan beberapa sistem bayar kepada pihak pemasok seperti sistem bayar per
satu bulan dan cash to cash. Sistem bayar per satu bulan tentunya akan memberikan
margin yang lebih besar dibandingkan dengan sistem cash to cash namun,
membutuhkan modal yang tidak sedikit. Selain itu mereka akan memberikan kepada
kriteria atau speck bahan material yang layak dan masuk. Setelah itu barulah
dibuatkan kontrak kerjasama dengan jumlah kuantita bahan material yang harus
dikirim disesuaikan dengan kemampuan dari pihak pemasok.
Pada kontrak perjanjian itu wajib
bagi kita untuk membaca secara teliti dan ajukan pertanyaan bila tidak
memahaminya. Hal lain yang juga harus kita lakukan adalah negoisasi berkenaan
dengan harga penerimaan mereka juga sistem bayar yang mereka lakukan. Ada tiga
sistem bayar yang biasa terjadi yaitu; secara cash (uang tunai), cek tunai dan
transfer. Untuk menjaga keamanan lebih baik kita pilih pembayaran dengan cek
dan transfer antar bank. Pastikan juga Anda menerima order sesuai dengan
kemampuan jangan sampai menerima dalam jumlah banyak namun pada akhirnya tidak
dapat menyelesaikan order tersebut dan biasanya akan dikenakan penalty bila
tidak mampu atau menyelesaikan order pada waktu yang sudah ditetapkan.
Hal lain yang harus menjadi
pertimbangan adalah mengenai bahan material alam yang pada saat dikirim
ternyata di tolak atau di reject karena tidak sesuai dengan spek. Padahal kita
yakin barang tersebut telah sesuai dan dari tempat yang sama dalam hal
pengambilannya. Jika ini terjadi akan menjadi beban bagi kita, karena pada
kontrak akan tercantum poin seperti itu. Pastikan kita sudah dapat
mengantisipasi hal itu, dan kita memiliki corong atau buangan lain sebagai
alternatif apabila hal itu terjadi. Kedua yang biasanya sering terjadi adalah
kelebihan pengiriman damana bila melebihi batas jumlah yang ditetapkan dari PO
maka pembayaran akan terhambat bisa satu atau dua minggu tergantung dari PO supplier
yang kembali turun dari pabrik. Biasanya pihak supplier akan mencantumkan
mengenai hal itu dalam kontrak kerjasama. Tentunya kita harus jeli dalam
merekap jumlah pengiriman yang sudah terkirim dan sudah memprediksi, misalkan
dengan jumlah PO 3000 ton dapat diselesaikan dengan waktu berapa lama.
Selanjutnya hal yang harus kita
lakukan adalah mencari informasi mengenai perusahaan tersebut. Bagaimana
kredibilitas dari perusahaan yang akan bekerjasama dengan kita. Biasanya
pencarian informasi seperti ini tidaklah begitu sulit, untuk dilapangan banyak
cara agar kita memperoleh informasi yang di butuhkan. Sebuah informasi amat
penting dalam segala bentuk bisnis yang akan dijalankan, tanpa informasi kita
tidak akan dapat mengetahui arah dan tujuan yang hendak dicapai.
Mendatangi pihak produsen (quary) Kita datangi produsen dan melihat situasi track atau medan yang
akan dilalui, hal ini penting untuk pengkondisian armada. Barulah kita lihat
bahan material alam batu kapurnya, kita lihat dari segi ukuran masuk ke speck
yang diminta atau tidak. Biasanya produsen atau quary yang memiliki pengolahan
batu kapur memproduksi batu kapur dalam beberapa ukuran. Lanjut kita cek dari
segi kualitasnya, biasanya quary yang sudah mapan memiliki hasil cek hasil lab.
Setelah semua kita tinjau dengan seksama barulah kita bicarakan mengenai
kerjasama diantara kita dengan pihak quary termasuk didalamnya mengenai harga
dan sistem pembayaran.
Sedapat mungkin kita negoisasikan
mengenai masalah kualitas barang dan bagaimana jika barang yang dimuat dan
dikirim ternyata jauh dari speck yang sudah ditetapkan. Biasanya sebelum
melakukan pengiriman secara kontinuiutas, kita mengirimkan sampel sebanyak satu
unit tronton untuk diuji lab kembali apakah sesuai dengan sampel pertama yang
diajukan.
Mengapa hal ini harus dinegoisasikan
dengan pihak produsen?. Kita harus dapat menjaga kredibilitas sebagai pemasok
dan juga untuk mengantisipasi kemungkinan buruk terjadi nantinya. Biasanya
pihak produsen tidak selalu turun kelapang meninjau pekerjaan orang-orang
lapangan. Dan efek yang akan timbul adalah mereka memasukan barang tidak
terkontrol. Hal yang timbul adalah kualitas barang menjadi tidak terkontrol dan
yang akan dirugikan adalah kita selaku pemasok. Biasanya barang yang di reject
atau ditolak adalah batu kapur yang bercampur dengan tanah, hal ini akan fatal
akibatnya barang kita kena tolakan dan efek lainnya adalah armada yang membawa
barang yang kurang baik selama 3 x 24 jam tidak boleh kembali mengirim ke
pabrik. Berapa kerugian yang ditimbulkan oleh sebuah kecerobohan? Tentunya
nilai yang besar bukan? Bukan saja diukur dari nilai bahan yang ditolak tapi
dari sewa armada pun kita akan menderita kerugian. Bayangkan bila kita tidak
memiliki lagi order ke tempat lain, selama tiga hari armada tidak akan bisa
jalan dan sewa tetap harus kita tutup.
Untuk mengantisipasi permasalahan
tersebut tentunya kita harus mencari solusi menang-menang antara kita dengan
pihak produsen. Intinya dalam bisnis kita jangan pernah tertutup untuk
ungkapkan permasalahan yang akan terjadi. Hal ini akan lebih mudah nantinya
dimana adanya saling keterbukaan diantara kita dan produsen. Komunikasi dua
arah ini sangat penting untuk kita lakukan agar kemitraan yang terjalin menjadi
sebuah kemitraan yang bersahabat.
Meninjau lokasi factory (buangan) Kita dapat mendatangi factory sebelum melakukan pengiriman.
Dalam hal ini peninjauan kita hanya sebatas untuk mengukur jarak dan waktu yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan satu kali pengiriman. Kita tidak akan mungkin
dapat menanyakan hal lain diluar pengiriman karena koridor kita hanyalah
sebatas pengiriman saja lain daripada itu adalah koridornya supplier. Tetapi
tidak ada salahnya apabila kita pun mencari tahu tentang kriteria bahan atau
barang yang akan kita kirim. Hal ini juga akan menjadi poin tambahan bagi kita
dalam melaksanakan pengiriman.
Hal-hal yang harus kita ketahui
adalah proses penerimaan hingga bongkar. Jika waktu dalam proses sudah dapat
kita ketahui hal ini akan memudahkan kita untuk membuat jadwal pengiriman.
Selain itu yang harus kita ketahui adalah track yang akan dilalui oleh armada
dan kita lihat kondisi di lapangan. Biasanya pada bisnis yang berkenaan dengan
bidang ekspedisi ini akan ada yang namanya biaya lain-lain diluar biaya yang
ada. Banyak sekali biaya yang harus dikeluarkan pada bisnis yang menyangkut
bidang ekspedisi baik pungutan resmi maupun tidak resmi. Pengukuran jarak dan
kondisi dilapangan ini harus kita survei dahulu untuk memastikan kita beban
biaya yang harus dikeluarkan.
Mendatangi Pihak Armada pada area ini
kita harus waspada selain di quary yang harus diperhatikan dengan baik adalah
di wilayah ini. Dimana sudah banyak korban yang tertipu di sini, karena apa bisa
hingga banyak korban berjatuhan terkena “tipu”.
Pertama, sangat jarang sekali
informasi mengenai kantor armada dumptruk dan menjadi faktor kesulitan bagi
calon penyewa atau pun pemakai untuk menemukan dan langsung mendatangi kantor
armada. Kedua, banyak “pemain” yang
bermain disana terutama perantara atau broker dan kebanyakan hanyalah oknum. Dengan
tidak langsung datang ke kantor armada selain banyaknya “penipuan” juga bila
melalui perantara pastinya akan menjadikan harga sewa tinggi, karena biasanya calo
menitip harga kisaran Rp. 50.000 hingga Rp. 100.000 per unit dan itu bukan
untuk satu kali saja tetapi selama kita menyewa maka beban biaya itu akan terus
saja ada. Bukannya antipati dengan broker atau pun calo, namun untuk menekan
biaya juga adalah untuk keamanan alangkah baiknya jika kita langsung menemui
pihak pemilik ataupun kantor armada.
Setelah bertemu dengan pemilik
ataupun pengelola di kantor resmi pemilik armada, biasanya kita akan diajak
untuk melihat unit armada yang tersedia, kemudian kita akan diminta membuat LoI
yaitu surat tanda minat kita untuk memakai dan menyewa armada dumptruk tesebut.
LoI berisi akan minat kita dalam menyewa, sistem bayar, harga sewa dan rute
serta barang yang akan di angkut melalui dumptruk pihak armada. Setelah itu
barulah dibuatkan surat kontrak sewa menyewa atau MoU yang berisi kesepakatan
bersama antara pihak pemilik dan penyewa, yang tertuang dalam MoU. Setelah segala
seuatu disepakati barulah armada yang kita sudah pilih diberngkatan ke tujuan
awal yang sudah disepakati, nah disini kita akan dikenakan biaya mobilisasi
armada yang besarnya tergantung kesepakatan/ dan pembayaran ada yang 50%
dimuka, full 100% bahkan ada dibayar setelah armada sampai ditujuan. Pembayaran
sewa biasanya diabayarkan setelah armada sampai ditujuan.
Catatan Adminitrasi dan Pelaporan Selanjutnya adalah mempersiapkan catatan administrasi dan
pelaporan keuangan, buatlah catatan dan laporan yang sederhana dan mudah bagi
kita. Sebuah catatan dan pelaporan kinerja perusahaan adalah penting dengan
tertib administrasi dan catatan yang rapi atas keuangan akan memudahkan kita
menelusuri kemana aliran dana berputar. Dan yang utama adalah dengan adanya
catatan ini akan memberikan gambaran usaha yang dijalankan, apakah usaha ini
sehat, layak atau tidak sehingga dengan cepat dapat kita analisa dan kita “obati”
bila bisnis ini tidak sehat atau kurang bagus, separah-parahnya pasti di-cut
bila kerugian sudah melewati batas aman yang kita tentukan. Lebih baik
mengamputasi dari awal daripada dibiarkan dan menggeroti keuangan kita lebih
dalam lagi. Hanya saja dalam administrasi dan pencatatan dibuat sederhana dan
yang mudah dipahami, percuma membuat catatan yang tidak bisa kita mengerti.
Sponsor Kami:
Anda menyukai tanaman atau hobby bercocock tanam? Jadikan hobi Anda menjadi sebuah bisnis bercocock tanam dengan cara hidroponik ala Aquaponik......Dapatkan Informasinya disini
CLIK HERE |
Pusat Penjualan Essen dari Aquatic Essence
ReplyDeletehttp://umpanikanmasgalatama.xyz