Home » » Mengenali Diri Sebagai Sumber Kekuatan

Mengenali Diri Sebagai Sumber Kekuatan

Kita hidup di era yang tak terduga. jika memiliki ambisi dan cerdik. Anda dapat naik ke puncak profesi pilihan Anda. tanpa memandang dari mana Anda memulai. tetapi bersamaan dengan peluang muncul pula tanggung jawab. perusahaan dewasa ini tidak mengelola karier karyawannya; pekerja berpengetahuan harus secara efektif  menjadi eklusif bagi diri mereka sendiri. Anda berhak mengukir tempat Anda, tahu kapan mangubah nasib, dan menjaga agar Anda tetap produktif selama masa kerja yang mungkin telah berlangsung lama. untuk dapat melakukan hal tersebut, perlu ditanamkan pemahaman mendalam tentang diri Anda sendiri-tidak hanya kekuatan dan kelemahan tetapi juga bagaimana Anda belajar, bekerja dengan orang lain, dan nilai-nilai yang Anda pegang, serta ke mana kontribusi terbesar diberikan. karena hanya jika bekerja dengan keunggulan, Anda dapat mencapai kesempurnaan yang sesungguhnya.

Kebanyakan dari kita, bahkan sebagian dengan karunia yang tidak terlalu besar, diharuskan untuk belajar mengelola diri. Kita harus memosisikan diri ditempat kita dapat memberikan kontribusi terbesar. Kita juga harus tetap waspada dalam berpikir dan bekerja selama 50 tahun masa kerja, yang berarti mengetahui bagaimana dan kapan mengubah pekerjaan yang kita lakukan.

Dari seorang pakar, guru dan bapak manajemen modern  Peter F. Drucker dalam sebuah jurnal “Manage Themselves” pada Havard Business Review, edisi Maret – April 1999. Ia menyampaikan betapa penting seorang untuk mengenal dan mengelola dirinya untuk kesuksesannya kelak, Ia memberikan 7 hal yang harus dilakukan seseorang dalam hal ini, yaitu: 


 Apa Kekuatan Saya?
     
Sebagian orang menganggap dirinya tahu apa yang mereka kuasai dengan baik. Tapi biasnya mereka salah. Orang lebih sering tahu tentang apa yang tidak mereka   kuasai dengan baik – tapi kebanyakan mereka keliru. Seseorang tidak dapat membangun kinerja melalui kelemahannya atau bergantung pada sesuatu yang sama sekali tidak dapat dilakukannya.
      
      Satu-satunya cara untuk menemukan kekuatan Anda adalah melalui analisa umpan balik. Ketika Anda membuat keputusan atau mengambil tindakan penting, tuliskan kejadian yang Anda harap terjadi. Sembilan atau 12 bulan kemudian, bandingkan hasil nyata dengan harapan Anda. Jika diterapkan secara konsisten, dalam waktu dua hingga tiga tahun, metode ini akan menunjukkan letak kekuatan Anda – dan inilah hal terpenting yang perlu diketahui. Metode ini akan menunjukkan apa yang Anda lakukan serta kegagalan apa yang menghalangi Anda dalam memanfaatkan kekuatan Anda sepenuhnya. Metode ini juga menunjukkan titik di mana Anda tidak kompeten. Akhirnya, metode ini menunjukkan titik kelemahan Anda dan tugas-tugas yang tidak dapat Anda jalankan dengan baik.

Analisa umpan balik diikuti dengan implikasi berupa beberapa tindakan. Pertama dan terutama, konsentrasikan pada kekuatan Anda. Tempatkan diri pada titk dimana kekuatan Anda membuahkan hasil. Kedua, tingkatkan kekuatan Anda. Hasil analisis ini dengan cepat akan memperlihatkan titk di mana Anda perlu meningkatkan dan memperoleh ketrampilan baru.metode ini juga akan memperlihatkan kekosongan pengetahuan Anda – biasanya kekosongan itu dapat diisi. Ahli matematika memang dilahirkan, tetapi setiap orang dapat mempelajari trigonometri. Ketiga, analisis umpan balik akan menemukan di mana keangkuhan intelektual yang melumpuhkan ketidaktahuan Anda, dan kemudian mengatasinya.

      Bagaimana Saya Berkinerja?
Secara menakjubkan hanya sedikit orang yang mengetahui bagimana cara mereka menyelesaikan sesuatu. Walaupun begitu, sebagian besar dari kita bahkan tidak mengetahui bahwa orang lain bekerja secara berbeda. Terlalu banyak orang yang bekerja bukan dengan cara mereka sendiri, dan itu menjamin tidak adanya kinerja. Bagi pekerja, pertanyaan “Bagaimana saya berkinerja?” mungkin merupakan pertanyaan yang lebih penting ketimbang “Apa talenta saya?”.

Hal itu berkaitan dengan kepribadian, apakah kepribadian itu alami atau dikembangkan, tentu saja dibentuk jauh sebelum seseorang bekerja. Dan bagaimana seseorang berkinerja adalah bakat atau pemberian (given), demikian juga halnya dengan kelebihan atau kekurangan seseorang. Kinerja seseorang dapat sedikit dimodifikasi, tetapi tidak mungkin menjadi benar-benar berubah – dan tentunya bukan hal mudah.
     
      Apakah Saya Seorang Pembaca atau Pendengar?
Pertama-tama Anda harus athu termasuk tipe pembaca atau pendengar. Sedikit sekali orang yang tahu  bahwa mereka seorang pembaca dan pendengar, dan jarang sekali ada orang yang merupakan keduanya. Bahkan lebih sedikit lagi orang yang tahu bahwa mereka adalah salah satunya. Sedikit sekali pendengar yang diciptakan, atau membuat dirinya menjadi pembaca yang kompeten, begitu pula sebaliknya. Pendengar yang mencoba menjadi pembaca akan mengalami kegagalan, begitu juga dengan pembaca yang menjadi pendengar akan bernasib sama. Keduanya tidak akan pernah berhasil jika tidak menjadi apa adanya, jadilah seoarng pendengar dan jadilah seorang pembaca.

      Bagaimana Saya Belajar?
Hal kedua untuk mengetahui cara kerja seseorang adalah dengan mengetahui cara belajarnya. Banyak penulis kelas atas (salah satunya adalah Winston Churchill ) tidak memiliki prestasi yang baik di sekolah. Mereka cenderung mengenang masa sekolahnya sebagai masa penyiksaan. Mungkin mereka tidak terlalu menikmati sekolah, tetapi hal terburuk yang mereka derita adalah kebosanan. Penjelasannya adalah bahwa lazimnya penulis tidak boleh belajar dengan cara menulis. Karena sekolah tdak mengizinkan mereka untuk belajar dengan cara ini, maka mereka mendapat nilai buruk.

Sekolah di mana pun disusun dengan asumsi bahwa hanya ada satu cara tepat untuk belajar dan cara ini berlaku bagi semua orang. Tetapi tekanan untuk belajar dengan cara yang diajarkan di sekolah adalah ibarat neraka bagi pelajar yang memiliki cara belajar berbeda . sebenarnya mungkin terdapat banyak cara lain untuk belajar.

Dari semua bagian penting tentang pengetahuan mengenai diri sendiri, memahami cara Anda belajar adalah sesuatu hal yang mudah untuk dikuasai. Setelah Anda memahaminya pertanyaan penting yang harus dijawab adalah apakah saya bekerja dengan baik di bawah tekanan, atau apakah saya memerlukan lingkungan yang terstruktur dan dapat diprediksi? Apakah saysa bekerja dengan baik dalam organisasi besar atau dalam organisasi kecil? Sangat sedikit orang yang dapat bekerja dengan baik dalam semua jenis lingkungan. Intinya satu pengulangan kata, jangan mencoba untuk mengubah diri Anda kemungkinan tidak berhasil.
     
            Apa Nilai-Nilai Saya?
Untuk dapat mengelola diri Anda, pada akhirnya Anda harus bertanya. Apa saja nilai saya? Ini buka pertanyaan tentang etika. Sehubungan dengan etika, aturan yang berlaku akan sama bagi setiap orang, dan ujian ini sangat mudah.

Bekerja dalam suatu organisasi yang memiliki sistem nilai yang tidak dapat diterima atau tidak sesuai dengan sistem nilai seseorang akan menyebabkan seseorang frustasi dan tidak dapat bekerja dengan baik. Sebuah bisnis akan berjalan untuk hasil jangka pendek atau jangka panjang itu dikarenakan memiliki sebuah nilai. Setiap pemain bisnis yang sukses memahami hal ini dengan lebih baik. Dapat dipastikan bahwa setiap perusahaan harus membuahkan hasil dalam jangka pendek. Tetapi dalam konflik antara hasil jangka panjang dan pertumbuhan jangka pendek, tiap-tiap perusahaan akan menentukan prioritasnya. Ini bukan ketidaksetujuan terhadap ekonomi. Pada dasarnya ini adalah konflik nilai tentang fungsisuatu bisnis dan tanggung jawab manajemen.

Seperti halnya manusia, organisasi memiliki nilai. Agar dapat bekerja efektif dalam suatu organisasinya. Nilai ini tidak harus sama, tetapi cukup berdekatan untuk dapat hidup bersama. Jika tidak, orang itu tidak hanya akan merasa frustasi tetapi tidak akan memberikan hasil.

Kekuatan seseorang dan cara bekerjanya jarang sekali mengalami konflik, biasanya keduanya saling melengkapi. Tetapi kadang kala ada konflik anatara nilai seseorang dengan kekuatannya. Apa yang dilakukan oleh seseorang dengan baik (bahkan sangat baik dan berhasil) tidak cocok dengan sistem nilainya. Pada kasus ini, pekerjaan tidak lagi menjadi sesuatu yang berharga dan penting dalam kehidupan seseorang.  
      
      Di mana Tempat Saya?
Segelintir orang sudah tidak tahu sejak dini tempat yang tepat bagi mereka. Ahli matematika, musikus, dan jurumasak, biasanya telah menjadi ahli matematika, musikus atau jurumasak sejak mereka berusia 4 atau 5 tahun. Dokter biasanya memutuskan karier mereka pada usia belasan tahun, atau mungkin lebih muda. Tetapi kebanyakan orang yang sangat berbakat, belum benar-benar mengetahui tempat mereka sampai usia pertengahan 20-an. Walaupun sejak saat itu seharusnya mereka sudah tahu jawaban dari ketiga pertanyaan ini apa kekuatan saya, bagaimana saya bekerja dan apa saja nilai-nilai saya. Kemudaian mereka dapat memutuskan di mana tempat mereka.
      
      Apa Yang Harus Saya Kontribusikan?
Sepanjang sejarah, banyak orang tidak pernah bertanya “Apa yang harus saya kontribusikan?” Mereka diperintahkan untuk mengotribusikan sesuatu, dan tugas mereka didikte oleh pekerjaan itu sendiri (seperti petani maupun montir) atau oleh tuan besar (seperti pembantu rumah tangga). Sampai belum lam berselang, masih ada anggapan bahwa kebanyakan orang adalah bawahan yang melakukan perintah. Bahkan tahun 1950-an dan 1960-an, knowledge worker yang baru (selanjutnya disebut sebagai orang organisasi) mengandalkan departemen personalia perusahaannya untuk merencanakan karier mereka.

Knowledge worker harus belajar untuk mengajukan pertanyaan yang belum pernah diajukan sebelumnya apa yang harus saya kontrbusikan? Untuk menjawabnya mereka harus mengacu pada tiga elemen berbeda; Apa yang dituntut oleh situasi ini? Dengan kekuatan saya, cara saya berkinerja, dan nilai-nilai saya, bagaimana saya dapat memberikan kontribusi terbesar terhadap pekerjaan yang perlu diselesaikan ini? Dan yang ketiga, hasil apa yang harus dicapai untuk menciptakan perbedaan?.
      
      Tanggung Jawab Membina Hubungan
Sebagian besar orang bekerja sama dan efektif dengan orang lain. Hal itu berlaku baik sebagai anggota organisasi ataupun pekerja lepas. Mengelola diri sendiri termasuk menerima tanggung jawab untuk membina hubungan. Menegelola diri sendiri terbagi atas dua bagian.

Pertama, adalah menerima fakta bahwa orang lain adalah sosok individu yang sama dengan Anda. Mereka berusaha keras untuk bersikap manusiawi. Ini berarti bahwa mereka juga memiliki kekuatan;  memiliki cara untuk menyelesaikan pekerjaan; dan memiliki nilai-nilai. Oleh karenanya, agar efektif, Anda harus mengetahui kekuatan, cara kerja, dan nilai-nilai rekan kerja Anda.

Kedua, dalam pengelolan diri sendiri adalah tanggung jawab komunikasi. Komunikasi yang tidak berjalan akan menimbulkan konflik antar pribadi. Kebanyakan hal ini muncul karena orang-orang tidak tahu apa yang oleh orang lain dan bagiamana cara kerjanya, atau konsentrasi kontribusi dari orang lain dan hasil yang diharapkan. Penyebab dari ketidaktahuan itu adalah karena mereka tidak bertanya dan karenanya, mereka tidak diberitahu.

Kegagalan bertanya ini mencerminkan bahwa kebodohan manusia tercermin dalam sejarah manusia. Sampai belum lama berselang, orang tidak perlu menceritakan hal seperti ini pada siapa pun. Di tengah kota, setiap orang dalam dalam satu distrik melakukan perdagangan yang sama. Di tepi kota, setiap orang di lembah menanam sayur cabai yang sama 4 atau 5 bulan menjelang hari raya tiba. Bahkan ada segelintir orang yang bekerja sendirian dalam melakukan sesuatu yang tidak “biasa”, sehingga mereka tidak harus bercerita pada orang lain tentang pa yang mereka kerjakan.

Organisasi tidak lagi dibangun berdasarkan pemaksaan, tetapi berdasarkan kepercayaan. Adanya kepercayaan diantara orang-orang yang berada di dalamnya tidak perlu berarti bahwa mereka saling menyukai. Kepercayaan berarti Anda saling memahami satu sama lain. Oleh karenanya, bertanggung jawab dalam membina hubungan adalah sesuatu yang penting, bahkan merupakan keharusan. (Sumber: Manage Themselves, Peter F. Drucker) 



Our Sponsor:

You feel bothered, confused, with many methods of analysis in assessing the stock market? Dont worry be happy, a software for the analysis of the stock market is ready to help you and make your time is still long. Try at home and see the results!!!
CLIK HERE

Building and running a business is often a difficult process, stress, and uncertain. You are required to do all things and knows all things. Certainly very excruciating! an innovation in technology will help, preserve, protect and keep your business under control. Make your stay a wonderful day and ensure comfortable warm cup of coffee in your hand.

CLIK HERE

A latest breakthrough from Bank Negara Indonesia (BNI) with its newest product iB Hasanah Card is a financing card that serves as a credit card based on Islamic principles. iB Hasanah Card is able to answer the needs of the ummah in Indonesia awaiting a payment instrument in accordance with shariah. How about you, are interested ...... ???

CLIK HERE










0 komentar:

Post a Comment

Auto Backlink : OoneSeem