Ilustrasi by google.com |
Tanaman abaca (Musa Textilis
Nee) termasuk dalam pisang(Musacease) yang dikategorikan sebagai pisang jantan, karena pisang ini, tidak
menghasilkan buah. Produksi utama dari budidaya tanaman pisang ini adalah
berupa serat (fibre) yang terkenal dalam perdagangan internasional sebagai
serat
berkualitas tinggi, sebab serat pisang abaca ini tahan terhadap
air garam sehingga banyak digunakan sebagai pembungkus kabel bawah laut atau
tali temali pada kapal. Namun belakangan ini serat pisang abaca (untuk selanjutnya disebut sebagai serat abaca) juga banyak di gunakan
untuk bahan baku pulp kertas bermutu tinggi seperti kertas uang, cek,
kertas filter dan kertas pembungkus.
Pisang abaca telah lama terdapat di Indonesia, antara lain
diketahui di pulau Sangir (Sulawesi Utara) yang tumbuh secara liar. Sebagaimana
di Filipina (tempat asal pisang abaca), penduduk Sangir memanfaatkan serat
abaca (atau kafe, menurut bahasa setempat ) untuk bahan kain tenun tradisional.
Peluang pengembangan perkebunan pisang abaca pada saat ini semakin terbuka
dengan semakin potensialnya pasaran internasional, terutama untuk memenuhi
permintaan negara-negara maju seperti Jepang, Amerika Serikat dan negara-negara
Eropa. Potensi pasar internasional tercatat sebesar 600.000 ton serat abaca per
tahun. Untuk memenuhi potensial demand tersebut, Filipina adalah produsen utama dengan
share sebesar 80.000 ton dan diikuti Equador sebesar 10.000 ton . Dengan demikian,
permintaan pasar masih belum terpenuhi, sehingga pengembangan pisang abaca di
Indonesia masih sangat terbuka, apalagi sumber daya alamnya sangat mendukung.
Ditambah lagi masih banyaknya lahan
tidur di Indonesia yang belum termanfaatkan, sekitar 72 juta hektar
lahan tidur masih menganggur dan pemerintah berupaya untuk menghidupkan lahan
tersebut agar menjadi produktif. Diharapkan anantinya akan menjadi sumber bagi
pergerakan roda ekonomi bagi wilayah sekitarnya. Dengan adanya sumber lahan
yang luas tentunya hal ini dapat menunjang dalam membuka bisnis di sektor agro,
terutama bisnis serat pisang abaca ini.
Selain itu dengan adanya sektor industri padat karya ini akan
dapat menampung tenaga kerja dan menyerap usia produktif yang banyak kehilangan
lapangan kerja disektor pertanian, setelah lahan pertanian tergerus dan
beralih fungsi menjadi perumahan, pusat
bisnis dan juga tentunya kawasan industri. Masyarakat pertanian yang notabene
hidupnya bergantung pada pertanian tentunya akan sangat sulit bersaing dalam
merebut posisi di sektor industri, dengan terciptanya industri agrobisnis ini
tentunya dapat memberikan angin segar bagi masyarakat pertanian dimana mereka
dapat tertampung dan bekerja di bisnis ini.
Dan secara agronomis penanaman pisang abaca di Indonesia sangat
sesuai, mengingat tanaman pisang abaca adalah tanaman yang berasal dari
daerah tropis. Selain itu pisang ini sudah pernah dikembangkan secara
komersial dalam areal yang besar. Sesuai dengan tuntutan perkembangan orientasi
pasar internasional, maka pengembangan perkebunan pisang abaca sebaiknya di
kembang dengan teknologi modern. Demikian pula halnya untuk pengolahan pasca
panen, lebih diarahkan pada pengolahan melalui pabrik dengan teknologi
modern pula. Sehingga kualitas produksi benar-benar bermutu tinggi sehingga mampu
bersaing secara ketat di pasar internasional.
Ditinjau dari harga jual serat pisang abaca ini sungguh sangat
fantastis, harga acuan sekitar Rp. 2.500.000 per kg (tentalife). Dilihat dari
segi harga di pasaran tentunya hal ini menjadi salah satu bahan pertimbangan
untuk membuka bisnis perkebunan pisang abaca, tetapi tentunya dibutuhkan
pengetahuan yang dalam sebelum memutuskan untuk terjun dalam bisnis ini. Selain
memerlukan pengetahuan yang lumayan banyak juga dibutuhkan modal investasi
serta modal kerja yang tidak sedikit, rencana bisnis harus ditopang dengan
riset dan study kelayakan bisnis. Sebaiknya sebelum terjun dalam bisnis ini,
lakukan riset kecil dengan mencari sumber melalui pustaka, data statistik dan
ke instansi terkait yaitu pertanian & perkebunan serta ke perindustrian,
hal ini akan memberikan pengetahuan yang benar akan peluang sebuah bisnis,
peran data sangat penting dalam segala hal.
Tanaman pisang abaca sangat baik di budidayakan pada tanah-tanah vulkanik
atau alluvial dengan tekstur lempung, lempung berpasir, atau lempung liat
berdebu. Tanah tersebut hendaknya berstruktur longgar (gembur) sehingga mudah
menghisap atau melepaskan air. Keasaman tanah berkisar antara 4 - 6 dan pH
optimal adalah 6 - 7. Kedalaman tanah (solum) minimal 50 cm. Secara
lebih spesifik persyaratan tumbuh lainnya adalah sebagai berikut :
1. Tanah
Walaupun pisang abaca dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, tetapi
akan lebih baik pertumbuhannya bila di tanam pada struktur tanah yang gembur
atau struktur tanah yang remah dan tidak di tanam di tanah yang padas, dan pH tanah
yang di kehendaki berkisar 4,5 - 7,5
2. Ketinggian
Umumnya tanaman pisang abaca lebih menyukai dataran rendah yang beriklim
lembah, ketinggian yang dikehendaki 300 m di atas permukaan air laut. Akan tetapi
ia juga mampu hidup sampai ketinggian 1000 m diatar permukaan air laut, namun
pada ketinggian tersebut hasil seratnya akan berkurang.
3. Iklim
Tanaman pisang abaca dapat hidup di daerah tropis sampai sub
tropis. Suhu yang dikehendaki untuk tumbuh dengan normal antara 17oC - 30oC.
4. Curah hujan.
Untuk tumbuh normal, tanaman pisang abaca memerlukan curah hujan
yang normal minimal 2.000 mm/tahun tetapi tidak menutup kemungkinan di bawah
2.000 mm/tahun, asalkan di adakan pengairan yang teratur karena tanaman pisang
abaca membutuhkan air yang cukup. Pengairan di sesuaikan kondisi kelembaban
tanah kering/basah.
5. Kelerangan
Kelerengan yang dikehendaki tanaman pisang abaca berkisar antara 15
- 25%. Kelerengan di atas 25% juga dapat dimanfaatkan asalkan di buat
terasering untuk memudahkan pemeliharaan dan menghindari erosi tanah.
masak harga seratnya 2.5 juta per kg ? Sedangakan serat ini dibuat tali yg per kg hanya dibawah 100.000 , ada yg salah kali a.
ReplyDelete