Di dua artikel sebelumnya sudah dibahas mengenai Peluang Usaha Ternak Itik dan Analisis Persaingan dan Peluang Pasar Bebek Pedaging, kali ini kita share mengenai aspek
teknik dari budidaya itik pedaging. Bagaimana mengenai kandang, pemberian
pakan, obat-obatan hingga hal lain yang berkenaan dengan masalah teknik dan
produksinya. Semoga rangkaian tulisan
sederhana ini dapat bermanfaat dan membei inpirasi pada kita semua.
Pada usaha budidaya bebek pedaging diperlukan persyaratan dalam menentukan
letak lokasi. Untuk usaha skala kecil dengan skala menengah atau besar tentunya
akan berbeda persyaratannya. Pada umumnya lokasi yang baik harus jauh dari
pemukiman penduduk, terdapat sumber air yang memenuhi persyaratan baku mutu air
untuk usaha ternak, jalan masuk, dan juga mudah pengawasan untuk keamanan.
Selain itu untuk usaha komersial skala menengah dan besar harus menyesuaikan
dengan RUTR (Rencana Umum Tata Ruang), dan letak serta ketinggian lokasi dengan
wilayah sekitarnya harus memperhatikan lingkungan dan topografinya.
Bangunan Kandang
Bangunan kandang dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu ; bangunan
untuk bebek DOD/starter, kandang pembesaran, kandang isolasi (bebek sakit), tempat
pembakaran bebek mati, gudang pakan, peralatan dan obat. Konstruksi bangunan
dapat dibuat dari bahan yang ekonomis, kuat, mudah dibersihkan dan ternak
terhindar dari kecelakaan. Tata letak bangunan untuk kantor, mess karyawan maupun
kandang harus terpisah, dan untuk kandang isolasi harus ditata supaya aliran
air limbah tidak menimbulkan pencemaran penyakit.
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
DOD/bibit bebek umur 1 – 4 minggu ditempatkan dalam kandang
berbentuk Boks. Kandang jenis ini dapat terbuat dari papan atau bambu dengan lantai
dari kawat kasa atau dari anyaman bambu dengan jarak anyaman 1-1,5 cm, sehingga
pada jarak tersebut kaki bebek tidak terperosok dan kotoran bebek langsung
dapat jatuh kebawah. Masa pemeliharaan yaitu antara 1 – 21 hari (1 – 3 minggu).
Setiap 1 m2 kandang boks akan mampu menampung DOD sebanyak 50 – 75 ekor ekor.
Kandang Finisher
Kandang untuk fase finisher menggunakan sistem ranch yaitu model kandang yang sebagian diberi atap dan sebagian lagi
dibiarkan terbuka dan hanya dibatasi pagar sekelilingnya. Sementara ruang yang
tertutup atap dengan ruang yang terbuka perlu diberi pagar pemisah serta pintu yang
dapat dibuka atau ditutup. Pada ruang yang tertutup atap disekatsekat lagi,
begitu juga pada ruang yang terbuka, hal ini dilakukan untuk memisahkan bebek
berdasarkan kelompok umur. Untuk finisher menggunakan tingkat kepadatan kandang
dapat memuat DOD sekitar 8– 12 ekor per meter.
Budidaya bebek pedaging dapat dilakukan pemanenan tiap bulan yaitu
dengan menggunakan model kandang sistem estafet. Jika pemeliharaan satu siklus
produksi sebanyak 10.000 ekor dengan pola panen 2.500 ekor tiap bulan, maka
harus tersedia 4 unit kandang dengan selisih umur bibit/DOD sekitar 1 bulan.
Kandang yang kosong digunakan untuk mengistrirahatkan unit kandang yang terdiri
dari 3 kandang yang selalu aktif digunakan, sehingga kandang yang kosong
digunakan dalam rangka pembersihan kandang secara bergantian.
Keterangan : Kandang nomor K-1 sampai K-3 selalu diisi aktif,
sedangkan kandang
nomor K-4 dipakai reserve didalam pengistirahatan kandang sesudah
dibersihkan.
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
Bangunan dan Perlengkapan Lainnya
Gudang sarana produksi peternakan
Kebutuhan gudang sangat diperlukan dalam usaha budidaya bebek pedaging
sebagaimana pada usaha ternak lainnya, karena dipergunakan sebagai tempat untuk
menyimpan bahan baku pembantu seperti pakan ternak, obat-obatan dan peralatan
produksi lainnya.
Perlengkapan yang digunakan secara langsung
• Tempat air minum
• Tempat pakan ternak
• Ember
• Lampu
• Kabel Listrik
• Sekop pembersih kotoran
• Sapu lidi
Komoditas Budidaya Bebek Pedaging
Pada usaha budidaya pembesaran bebek jantan, bibit dapat
disesuaikan dengan keinginan Anda atau setelah Anda konsuktasikan dengan
ahlinya untuk memilih jenis varitas unggul yang mana. Adapun ciriciri umum DOD
yang baik :
- DOD jantan dicirikan pada kloaka ada organ kecil berbentuk jarum
- Berat DOD minimal 40 gr/ekor
- Kondisi DOD sehat dan terbebas dari penyakit unggas (a.I: Avian Influenza
Fowl Pox, Avian Chlamydiasis Salmonellosis (S. pullorum; S, enteridis),
Aspergilosis Cocidiosis) dan penyakit unggas lainnya yang ditetapkan.
- Tidak cacat fisik atau terluka.
Untuk pengadaan DOD pengusaha pembesaran membeli kepada usaha penetasan
bebek. DOD dibeli oleh peternak ketika berumur 3 – 7 hari (rata-rata 1 minggu)
dan dibudidayakan dengan cara digemukan (fatting) selama 2,5 – 3 bulan (60 -75
hari).
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
Pakan Ternak
Pakan yang dibutuhkan untuk pembesaran bebek pedaging jantan
berbeda pada setiap fasenya. Pakan buatan pabrik belum ada yang khusus untuk
bebek pedaging, sehingga menggunakan pakan untuk ayam broiler dengan standar
mutu pakan yaitu SNI 01-3908-2006. Pada fase Starter, jenis pakannya menggunakan BR-1
yaitu untuk umur bebek 1 –21 hari. Pertumbuhan maksimal pada fase starter, perlu ditunjang dengan pemberian pakan yang mengandung protein tinggi,
yaitu berkisar antara 20-25%. Sedangkan pada fase finisher umur 21 – 90 hari menggunakan konsentrat untuk ayam broiler
finisher dengan cara dicampur bekatul dan pakan tambahan lainnya. Kadar protein
yang dibutuhkan antara 16- 22% dan energi metabolisme sekitar 2900-3000
kkal/kg. Pemberian pakan setiap harinya didasarkan pada kondisi pertumbuhan bobot
bebek, pada fase starter diperkirakan 3 gram sampai 23 gram per ekor per
hari dan pada fase finisher diperkirakan 24 gram sampai dengan 73 gram per ekor
per hari. Usahakan pada masa finisher ini bebek diberikan juga pakan hijaun
berupa daun-daun hijau yang dapat diperoleh daro sisa potongan sayur di pasar
atau diberikan eceng gondok.
Obat-Obatan
Kebutuhan obat-obatan selama pemeliharaan pembesaran bebek
pedaging yaitu dari fase starter sampai ke fase finisher (12 minggu) adalah
sekitar 1 % dari total modal kerja. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan
tindakan pengamanan penyakit yaitu :
• Memproteksi lokasi agar tidak mudah dimasuki binatang lainnya;
• Melakukan disinfektan kandang dan peralatan;
• Melakukan pembersihan terhadap kandang yang habis dikosongkan maupun
sebelum dimasukkan ternak baru ke dalamnya;
• Menjaga kebersihan dan sanitasi seluruh komplek lokasi peternakan;
• Mempunyai sistem penghapus hama yang baik bagi lalu lintas
kendaraan,
orang dan peralatan yang keluar masuk komplek peternakan maupun pintu
masuk kandang, gudang pakan dll;
• Menyarankan karyawan untuk menggunakan pakaian kerja dan tidak
melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan penularan penyakit dari
satu kelompok ke kelompok lain;
• Tidak memperkenankan setiap orang keluar masuk komplek
perkandangan
yang memungkinkan penularan suatu penyakit;
• Tidak memperbolehkan bebek yang menderita penyakit menular atau bangkai
bebek, peralatan dari bahan yang berasal dari kandang yang bersangkutan tidak
diperbolehkan dibawa keluar komplek peternakan melainkan harus segera
dimusnahkan dengan cara dibakar atau dikubur;
• Melakukan tindakan pencegahan (vaksinasi)
• Melaporkan segera terhadap setiap terjadi kasus penyakit
terutama yang dianggap/diduga penyakit menular kepada Instansi/Dinas yang
membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan;
• Membantu Pemerintah dalam usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular.
ASPEK TEKNIS PRODUKSI2
Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor yang penting dalam usaha budidaya pembesaran
bebek pedaging, karena keberhasilan usaha pembesaran bebek pedaging membutuhkan
tenaga kerja yang memiliki ketrampilan khusus beternak unggas dan perhatian
penuh terutama pada saat fase starter. Tenaga kerja laki-laki maupun perempuan
umumnya mampu mengerjakan tahap-tahap fase budidaya. Pada tahap
pertama ditentukan standar pemeliharaan yang meliputi empat
kompetensi dengan durasi waktu per minggu, kemudian dibagi per hari, sehingga
dengan demikian pada saat bebek selesai panen sudah dapat diketahui apakah
hasil yang dicapai dibawah atau diatas standar yang telah dibuat.
Teknologi
Usaha budidaya pembesaran bebek pedaging jantan menggunakan
teknologi sederhana karena dalam proses budidayanya belum menggunakan peralatan
yang canggih. Budidaya pembesaran bebek pedaging ini menggunakan peralatan yang
dapat diperoleh dengan mudah dan tersedia di sekitar wilayah setempat.
Proses dan Metode Produksi
Proses produksi pembesaran bebek pedaging jantan dibagi menjadi
dua tahap atau fase. Pertama, fase starter yaitu pembesaran bebek
padaging jantan dari umur 1 – 21 hari dan kedua yaitu fase finisher yaitu proses pembesaran bebek pedaging jantan dari umur 22 – 90
hari. Laju pertumbuhan optimal bebek pedaging jantan merupakan salah satu jaminan
dalam mendapatkan bebek pedaging jantan yang baik, sebab bebek akan menjadi
cepat gemuk dan berat tubuhnya meningkat. Semakin cepat pertumbuhan bebek,
semakin cepat pula bebek pedaging jantan dapat dipanen, sehingga siklus pemeliharaan
bebek pedaging dapat diperpendek.
Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi
Produksi bebek pedaging finisher atau siap potong yang dihasilkan
dari proses budidaya sangat tergantung dari proses tatalaksana yang baik, mulai
dari pemilihan bibit bebek, kualitas pakan, penanganan penyakit. Setiap berat
ratarata bebek starter 40 gr/ekor, maka pada saat finisher atau pemanenan hasil
akan diperoleh berat rata-rata 1.4 kg/ekor (1400 gr/ekor).
Kendala Produksi
Kendala yang mungkin timbul dalam usaha budidaya bebek pedaging
jantan adalah ketersediaan DOD jantan yang masih terbatas. Pada saat ini
pengusaha penetasan masih fokus pada DOD betina untuk menghasilkan bebek
petelur, sehingga DOD jantan hanya merupakan hasil sampingan dari usaha
tersebut. Selain itu menjelang 3 bulan dari hari raya idul fitri biasanya stok
bibit juga agak susah didapat, karena banyak peternak yang tidak biasa
membesarkan bebek pedaging jantan ikut serta untuk meraih untung besar.
Komoditas Budid
Faktor lain yang dapat menimbulkan kendala adalah
pakan, karena saat ini belum ada pabrik khusus yang menghasilkan pakan
untuk bebek pedaging jantan. Untuk mengatasi hal tersebut kebutuhan pakan
bebek pedaging jantan menggunakan pakan untuk pembesaran ayam pedaging (broiler). Selain itu untuk pakan fase finisher, disamping menggunakan
pakan ayam broiler berupa konsentrat, menggunakan
pula bekatul, dimana ketersediaan bekatul tergantung kepada hasil pertanian padi. Jika panen mengalami kegagalan maka
ketersediaan bekatul akan berkurang. Akibatnya hal tersebut dapat
memicu kenaikan harga bekatul dan juga kualitas bekatul kurang bisa
diharapkan, karena ada sebagian oknum yang memanfaatkan
kondisi tersebut dengan menurunkan kualitas yaitu mencampur bahan lain pada bekatul untuk mendapatkan keuntungan sesaat.
(Sumber: Ranto
& Maloedyn Sitanggang, ”Panduan Lengkap Beternak Itik” Agromedia, Jakarta
2005, ”Itik Pedaging Berprospek Cerah” Majalah Ayam dan Telur).
0 komentar:
Post a Comment