Home » » Analisa Teknikal dan Fundamental

Analisa Teknikal dan Fundamental

Sebelumseorang trader ber-trading biasanya mereka melakukan dahulu sebuah riset sederhana dalam menilai suatu pergerakan pasar. Biasanya mereka menggunakan analisa Fundamental dan Analisa Teknikal, kedua analisa ini senantiasa menjadi landasan mereka dalam melakukan sebuah aksi trading.

Analisa Fundamental,adalah sebuah berita dari negara-negara maju yang mata uangnya diperdagangkan di bursa efek, berita dari negara-negara tersebut dapat mempengaruhi pergerakan sebuah mata uang. Banyak sekali berita fundamental yang terdapat di ttrading forex ini, Anda cukup mengambil berita-berita yang memiliki nilai pengaruh sedang dan besar terhadap pergerakan sebuah mata uang.

Analisa teknikal, adalah sebuah upaya peninjauan atau analisis sebuah mata uang berdasarkan pada waktu yang telah lalu dengan menggunakan data statistik dari pergerakan harga, volume dan tingkat fluktuasi. Analisa teknikal ini adalah sebagai dasar bagi seorang trader sebelum masuk ke dalam trading. Analisa teknikal ini memiliki banyak jenisnya, Anda cukup mengambil dua hingga tiga teknik analisa yang Anda rasa familiar.


Beberapa berita fundamental yang cukup signifikan mempengaruhi pergerakn mata uang, diantaranya:

1.    Average Earning Index (AEI atau biasa disebut Average Earning saja): Berita ekonomi ini biasanya dikeluarkan oleh negara Inggris dan Kanada. AEI memberikan informasi pendapatan para pekerja dan hubungannya dengan tingkat inflasi melalui indikator fundamental lainnya yang disebut RPI (Retail Prices Index). Bila AEI mengalami kenaikan lebih cepat dibandingkan RPI maka ini adalah indikasi bahwa upah mengalami kenaikan lebih cepat dibandingkan kenaikan harga barang. Hal ini baik bagi perekonomian sebuah negara namun dampak negatifnya adalah naiknya tingkat inflasi.

Pada forex trading apabila inflasi mengalami kenaikan maka mata uang cenderung akan menguat dikarenakan ekspektasi meningkatnya suku bunga. Dengan demikian dapat disimpulkanbila AEI mengalami kenaikan maka mata uang akan naik juga. AEI tergolong high volatility expected indicator.
Pasar uang termasuk jenis investasi yang sensitif terhadap perubahan suku bunga. Terutama apabila terjadi perubahan suku bunga yang tidak diprediksi sebelumnya oleh pasar. Sederhananya apabila terjadi kenaikan suku bunga maka dapat dikatakan bahwa mata uang akan meningkat dengan drastis dan sebaliknya apabila terjadi penurunan suku bunga maka mata uang akan mengalami pelemahan dengan drastis pula. Kebanyakan negara maju menahan laju suku bunganya untuk menghambat terparkirnya dana di Bank dan tidak diolah menjadi investasi di dunia riil. Sebaliknya pada negara berkembang biasanya pemerintah mencetak terlalu banyak uang untuk membiayai kegiatan pembangunan. Untuk itu diperlukan kebijakan suku bunga yang lebih kompetitif guna menarik uang yang terlalu banyak beredar dipasar dengan cara membuat bunga tabungan dan deposito terlihat menarik.



  1. Chicago PMI: Ini adalah indikator fundamental khusus yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat. Chicago PMI (atau PMI saja) memberikan informasi naik atau turunnya tingkat pengeluaran para purchasing manager di kota Chicago yang banyak diantaranya merupakan industri manufaktur. Naiknya indikator ini merupakan indikasi menguatnya mata uang USD. PMI tergolong high volatility expected indicator. Oh ya, PMI itu singkatan dari Purchasing Manager’s Index
  2. Consumer Price Index (CPI): Inggris dan Amerika Serikat merupakan negara yang paling sering mengalami naik turunnya mata uang dikarenakan berita CPI ini. CPI merupakan indiakator penentu tingkat inflasi di titik konsumen. CPI sendiri membantu menentukan berapa besarnya kepercayaan konsumen dalam satu bulan dalam melakukan pembelian. Apabila CPI naik maka mata uang negara yang bersangkutan juga akan ikut naik. CPI tergolong indikator medium volatility expected namun apabila perhitungan CPI dilakukan diluar sektor makanan dan energi maka CPI dapat menjadi high volatility expected fundamental indicator karena kedua sektor tersebut merupakan sektor yang paling sering berubah dari waktu ke waktu. CPI biasa dikeluarkan seKitar tanggal 13 setiap bulannya pada pukul 20.30 WIB (13.30 GMT).
  3. Gross Domestic Product (GDP): Hampir semua orang tahu apa itu GDP. Bahasa Indonesianya Produk Domestik Bruto. GDP merupakan salah satu indikator fundamental penting dalam keseharian forex Kita. Bila GDP mengalami kenaikan maka secara sederhana mata uang akan menguat dikarenakan produksi sebuah negara juga meningkat.
  4. Money Supply: Indikator ini mengukur tiga hal yaitu jumlah uang yang beredar di masyarakat dalam bentuk koin atau kertas, besarnya pinjaman bank kepada masyarakat dan jumlah perubahan nilai hutang yang belum dilunasi oleh pemerintah.Naiknya Money Supply biasanya akan menyebabkan mata uang menguat.
  5. Non Farm Payrolls: Ini salah satu berita yang paling ditunggu-tunggu oleh kebanyakan trader fundamental. Non Farm Payroll (dikeluarkan oleh US) muncul sebulan sekali pada hari Jumat minggu pertama. Non Farm Payrolls mengukur besarnya pengeluaran pemerintah dalam pembayaran gaji diluar sektor pertanian dibandingkan bulan sebelumnya. Meningkatnya Non Farm Payrolls dapat mengakibatkan mata uang menguat dengan drastis dalam hitungan puluhan hingga beberapa ratus point. Jadi NFP dapat digolongkan indikator very high volatility expected.
  6. Producers Price Index (PPI): PPI merupakan indikator pengukur tingkat inflasi sama seperti CPI. Bedanya jika CPI berada di sisi konsumen maka PPI mengukur inflasi dari tingkat produsen. Kenaikan harga bahan baku, biaya transportasi dan berbagai komponen produksi menjadi bagian dari perhitungan PPI. Jika PPI mengalami kenaikan maka mata uang akan menguat. PPI biasa dikeluarkan seKitar tanggal 11 setiap bulan pukul 20.30 WIB (13.30 GMT). PPI tergolong high voltility expected indicator
  7. Retail Sales: Retail Sales mencatat total penjualan barang di sektor tetapi tidak termasuk jasa karena pengukuran jasa tergolong sulit. Retail Sales merupakan salah satu indikator yang baik untuk mengukur tingkat pengeluaran konsumen. Biasanya bil AEI (Averaga Earning Index) mengalami kenaikan maka Retail Sales juga akan meningkat karena naiknya upah pasti diikuti meningkatnya konsumsi. Bila Retail Sales naik maka mata uang juga akan naik nilainya. Retail Sales dikeluarkan seKitar tanggal 12 setiap bulannya pada pukul 20.30 WIB (13.30 GMT).
  8. Trade Balance: Trade Balance adalah selisih antara nilai ekspor dikurangi nilai impor sebuah negara. Nilai minus menunjukkan impor lebih besar dibanding ekspornya dan sebaliknya jika positif itu menunjukkan espor lebih besar dibandingkan impor. Kebanyakan negara yang sedang melakukan ekspansi perdagangan atau negara berkembang memiliki Trade Balance yang negatif. Namun demikian dalam pasar uang, semakin positif nilai Trade Balance maka semakin menguat nilai mata uang negara tersebut.
  9. ISM Manufacturing Index (ISM-MI): Insititute of Supply Management Manufacturing Index merupakan indikator terbesar untuk indikator fundamental yang mengukur indeks manufaktur. Dikeluarkan pada hari pertama jam kerja setiap bulannya, ISM-MI merupakan hasil surver lebih dari 20 industri manufaktur dan melibatkan 300 purchasing manager di Amerika. Cara pembacaannya kurang lebih sama, bila ISM-MI mengalami kenaikan tentu saja mata uang negara yang bersangkutan akan menguat.
  10. Consumer Confidence Index (CCI): merupakan indikator yang mengukur tingkat kepercayaan pada 5000 konsumen yang di survey dan pAndangan mereka terhadap prospek ekonomi kedepan. CCI dikeluarkan setiap hari Selasa pada akhir bulan pukul 22.00 WIB (15.00 GMT). Bila CCI mengalami kenaikan itu artinya kepercayaan konsumen meningkat terhadap perkembangan ekonomi dan mengakibatkan mata uang dapat meningkat. CCI tergolong Moderate Volatility Expected indicator.
  11. Interest Rate Statement: Setiap bulannya Bank Sentral tiap-tiap negara selalu mengumumkan kebijakan suku bunga bank sentral sebagai patokan bagi bank-bank lainnya di negara tersebut. Keputusannya apakah naik, turun atau tetap. Suku bunga tersebut pada akhirnya akan menentukan besarnya suku bunga deposito, kredit, tabungan dan berbagai kebijakan pinjam-meminjam lainnya pada dunia perbankan di negara itu. Dapat dikatakan kebijakan suku bunga merupakan salah satu aksi final Bank Sentral terhadap berbagai kondisi ekonomi yang terjadi di negaranya.
Beberapa macam analisa teknikal, diantaranya:

  1. Teknik analisa candlestik
  2. Teknik anilasa moving average
  3. Teknik analisa stochastic oscilator
  4. Teknik analisa bolinger band
  5. Teknik analisa relative strenght  index  (RSI)


Untuk lebih lanjut Anda dapat mempelajari hal-hal di atas melalui tutotrial dan buku.

0 komentar:

Post a Comment

Auto Backlink : OoneSeem