Home » » Investasi di Indonesia......Siapa Takut!

Investasi di Indonesia......Siapa Takut!

Indonesia merupakan negara primadona bagi investor, baik Asia, Eropa, Amerika hingga Timur Tengah. Investasi di Indonesia tetap menjadi perhitungan bagi negara-negara investor, terbukti dengan berlombanya negara-negara investor untuk membangun bisnis di Indonesia. Walau, sempat di terjang insiden yang kurang menyenangkan pasca bom Thamrin, minat untuk berinvestasi di Indonesia begitu besar. Negara-negara Investor menilai Indonesia masih aman dan kondusif, mereka yakin negara Indonesia dapat mengatasi ancaman seperti itu. Selain itu ditunjang pula dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang pro aktif dalam menghidupkan iklim investasi.
Terbukti sebuah terobosan Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK) yang diluncurkan pemerintah pada 22 Februari lalu mulai mendapat perhatian investor, dan mengundang ketertarikan dua puluh lima perusahaan asal Korea Selatan untuk menjajaki peluang dalam memanfaatkan fasilitas KLIK. Badan Koordinasi Penanaman Modal melalui perwakilannya di Korea Selatan memfasilitasi investor asal negeri Ginseng tersebut bertemu pengelola salah satu kawasan industri yang termasuk dalam 14 kawasan industri yang ditetapkan oleh pemerintah melaksanakan kemudahan investasi langsung konstruksi.

Investor Korea Selatan termasuk yang aktif melakukan penanaman modal di Indonesia. Dari data BKPM, realisasi investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai US$ 1,2 miliar tumbuh sebesar 7,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sejak 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka US$ 8 miliar. Dalam periode tersebut, sektor yang masuk didominasi oleh sektor industri logam mencapai 45%.
Selain Korea Selatan yang berminat untuk melakukan investasi di Indonesia, investor dari negeri Paman Sam  atau Amerika Serikat (AS) berminat untuk berinvestasi di ekonomi kreatif, ruang pendingin (cold storage) dan pelayanan jasa kesehatan. Minat investasi yang masuk dari ketiga sektor tersebut tercatat mencapai 20 juta (atau setara dengan Rp 278 miliar: US$ 1=Rp 13.900). Untuk sektor ekonomi kreatif mereka menyatakan minatnya untuk membangun studio animasi di Indonesia. Mereka mempertimbangkan memiliki mitra lokal di Batam, Bandung dan Jogja. Tentunya hal ini menjadi berita yang menggembirakan bagi pelaku bisnis industri kreatif, seperti animator Indonesia yang dapat menimba ilmu dengan transfer teknologi dan pengetahuan. Semoga ini dapat memajukan bisnis kreatif animasi di Indonesia.
Selain ekonomi kreatif, dua sektor lainnya yang juga diminati oleh investor Amerika Serikat adalah "cold storage" dengan nilai investasi 15 juta dolar AS dan dari sektor pelayanan kesehatan dengan nilai investasi 5 juta dolar AS. Untuk 'cold storage', tahap pertama yang akan dibangun adalah di Sumbawa. Pabrik pengolahan ini nantinya akan mengolah hasil laut sebelum dipasarkan secara ritel di AS. Setelah Sumbawa mereka akan membangun di Alor, Seram dan dan Sorong. Sementara untuk jasa pelayanan kesehatan, perusahaan AS tersebut akan membuka jasa kesehatan khususnya pelayanan penurunan berat badan. untuk Lokasi yang menjadi alternatif untuk lokasi adalah Lombok (NTB) dan Bintan (Kepulauan Riau).
Dengan banyaknya aliran dana yang masuk ke Indonesia untuk investasi dapat membawa perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di daerah tujuan investasi. Seperti halnya jasa pelayanan kesehatan yang difokuskan di bangun di luar Jawa, hal ini tentunya dapat memberikan pemerataan di sektor kesehatan dimana untuk wilayah di luar Jawa masih sangat terbatas dalam pelayanan kesehatan. Dengan giatnya pembangunan di luar pulau Jawa di harapkan terjadi pertumbuhan ekonomi dan mengurangi minat masyarakat di luar pulau Jawa untuk hijrah ke pulau Jawa. Pembangunan di wilayah luar pulau Jawa akan membuka lapangan pekerjaan baru dan diharapkan dapat menampung angkatan kerja di wilayah tersebut. Dukung terus program dan kebijakan pemerintah dalam percepatan pertumbuhan ekonomi. 

0 komentar:

Post a Comment

Auto Backlink : OoneSeem