Dengan
adanya kecepatan penemuan produk baru baik lokal maupun asing, menjadikan
prosfek bisnis ini ke depan menggiurkan. Selain itu, adanya konsep
multidistributor yang diajalankan perusahaan lokal dan multinasional memicu
munculnya distributor baru yang terjun dalam bisnis ini. Memang peluang bisnis
ini semula lebih banyak diambil oleh pedagang besar setempat sebagai
pengembangan usahanya. Namun, dalam perkembangannya distributor yang berangkat
dari trader ini sulit
diatur secara manajemen oleh principal. Mereka lebih cenderung ke arah profitoriented daripada untuk kepentingan jangka panjang.
Distributor
ini diawal kerja sama, lebih mementingkan menjual produk di tempat terbatas,
yang penting adalah untung daripada harus memasarkan produk dengan cara menambah
pelanggan baru sebanyak-banyaknya dan memasukan sebanyak mungkin item produk. Istilahnya,
ia tidak mau mengembangkan pasar, baik dengan menambah salesman,
menambah armada delivery atau membuat
kantor distributor dengan manajemen yang memadai. Pemasaran
masih ditangani lewat toko sehingga berbagai permasalahan yang ada di lapangan
tidak bisa disampaikan dengan baik ke principal karena semua operasional
ditangani sendiri oleh pihak owner. Nah,
paradigma ini yang ingin diubah oleh principal, dan yang diinginkan pihak
distributor paling tidak memiliki manjemen standar. Jika pihak distributor dari
tidak menerima tawaran dan ajakan ini, principal akan mencari kandidat lain di
luar lingkaran para trader.
Inilah
peluang usaha yang bagus untuk Anda yang menginginkan bisnis baru. Sekarang ini
tidak hanya produk cunsumer goods yang mencari distributor tetapi produk oli,
handphone, material bangunan, furnitur, serta berbagai produk lainnya. Peluang usaha
ini sangat beralasan sekali karena berbagai hal, seperti:
Perkembangan produk lokal dan
perkembangan produk asing.
Sekarang
ini banyak bermunculan produk lokal, tetapi produk-produk tersebut seakan “mental”
bagikan bola karet manakala di pasarkan. Betapa sulit memasarkan sebuah produk
baru apalagi buatan lokal yang masih kurang dipercaya oleh konsumen. Setelah diteliti
ternyata produk lokal terutama yang masih baru buatan lokal masih kurang
dipercaya oleh konsumen. Konsumen memerlukan edukasi terkait dengan produk, dan
hal itu membutuhkan biaya yang sangat besar. Dan juga karakter orang Indonesia
adalah mereka lebih percaya diberitahu oleh teman dekat dibandingkan orang yang
tidak dikenal. Dengan begitu, sales force,
distributor bertindak sebagai referal atau penginformasi.
Perkembang
produk asing yang masuk ke Indonesia saat ini begitu pesat, terutama produk
kodian dari China. Selain itu produk asing dari Perancis, Amerika Malaysia
maupun Korea Selatan juga mulai membanjiri pasar Indonesia. Hal ini sangat
masuk akal sebab perusahaan asing tidak menggunakan para distributor lokal sebagai
kaki tangannya. Produk asing yang melakukan hal seperti ini banyak misalnya
Danone, Craft, produk-produk P&G, produk Uniliver, Arnold, serta lainnya. Kemudian
keberhasilan produk asing di Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh distributor
lokal yang menjalankannya. Kalau perusahaan asing itu memilih distributor
dengan tepat, dan kebetulan manajemen distributor sudah ditata baik,
kemungkinan sangat berhasilnya tinggi.
Produk
asing akan gagal jika menggunakan strategi pemasaran dari negeri asalnya. Terbukti
banyak produk asing yang tidak berhasil jika mengusung konsep pemasaran di
negara asalnya. Contoh yang paling mudah adalah di negara asalnya para customer
akan menunaikan kewajibannya sedemikian rupa, seperti membayar account
receivable (Piutang) sesuai jatuh temponya. Jika mereka diingatkan akan sangat
berterimakasih. Berbeda dari pedagang di sini, kalau mereka diingatkan malah
menjadi marah. Kalau ditagih dipikir tidak percaya. Inilah fenomena yang aharus
diubah, berani berutang berarti harus berani membayar, serta ingat kapan
waktunya membayar. Jikalau perusahaan itu bersikeras menjalankan pembayaran
yang ketat, maka para pedagang akan beralih dengan menjual produk lain yang
bisa menggantikan merek produk itu.
Tenaga Kerja Melimpah
Berlimpahnya
tenaga kerja yang ada saat ini adalah peluang bagi distributor dalam
mengembangkan usahanya. Tingkat pengangguran yang masih tinggi dengan lapangan
kerja yang masih kurang tentunya ini menjadi sebuah harapan baru dalam
pemenuhan lapangan pekerjaan. Meskipun kenyataannya pekerjaan sebagai orang
penjualan merupakan pilihan terakhir, tetapi pekerja yang mencari dan mengisi
lowongan ini sangat banyak.
Persaingan Hiperkompetitif &
berubahnya Strategi Pemasaran
Pada
saat ini persaingan produk sudah masuk pada tahap hiperkompetitif, sebelumnya
tanpa dipasarkan secara agresif produk sudah bisa laku dengan sendirinya. Tetapi
sekarang adalah perusahaan harus “menjemput bola” , kalau tidak ia akan dilibas
oleh lawan-lawannya. Dengan semakin ketatnya persaingan membuat perusahaan
semakin mendukung suatu produk dengan “promosi” yang lebih agresif baik di
media cetak maupun elektronik, tetapi walaupun dukungan dari promosi yang
tinggi dan “jor-joran” tetap tidak akan efektif tanpa adanya distribusi dan
penetrasi ke pasar.
Peluang
usaha di bidang ini tidak lain sebagai akibat perubahan strategi pemasaran yang
dilakukan perusahaan. Sebelumnya produsen hanya menunggu bola sekarang harus
menjemput bola. Kalau perusahaan tidak memiliki tenaga untuk jemput bola, siapa
yang akan disasar kalau bukan distributor. Oleh sebab itu, pada persaingan yang
hiperkompetitif ini banyak perusahaan membutuhkan distribusikan sebagai patner
kerja sama.
Terbatasnya
Distributor Profesional
Terbatasnya
distributor profesioanal juga memengaruhi munculnya distributor baru sebagai
pilihan bisnis. Distributor profesional menurut principal adalah distributor
yang lengkap memiliki manajer, sales, supervisor, sales force cukup, transaksi
yang komputerisasi, memiliki jadwal kunjungan dan pengiriman, serta memiliki
database pelanggan.
Keuntungan dan T.O.P jelas
Menagapa bisnis ini
menarik? Beberapa alasannya adalah adanya keuntungan dan jangka waktu
pembayaran yang sudah jelas. Dengan demikian, distributor dapat memperkirakan
keuntungan yang akan diterima jika mencapai penjualan dengan target tertentu. Melalui
keuntungan yang diterimanya ini, ia juga bisa menghitung berapa investasi yang
harus ditanamkan jika mencapai terget seperti yang diajukan oleh principal. Dengan
begitu, dalam memilih produk, distributor juga bisa menghitung dan memilih
produk dari principal mana yang bisa menghitung dan memilih produk dari
principal mana yang bisa ditanganinya. Misalnya, untuk produk yang balki atau
ringkas, distributor akan bermain di mana, keuntungan dan biaya yang
dikeluarkan bisa dihitung secara rasio.
0 komentar:
Post a Comment